Muhammad Alwi Dahlan (lahir di Padang, Sumatera Barat, 15 Mei 1933; umur 78 tahun) adalah salah seorang tokoh politik Indonesia. Sebelum diangkat sebagai Menteri Penerangan dalam kabinet terakhir yang dipimpin oleh Presiden Soeharto (Maret-21 Mei 1998), ia pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Negara bidang Keserasian Kependudukan dan Lingkungan, dan Bidang Kependudukan, di Kementerian Lingkungan Hidup (1979-1993) serta Kepala BP-7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) (1993-1998). Pada 5 Juli 1997, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.
Pendidikan
Alwi Dahlan adalah putra Dahlan Sjarif Datuk Djundjung, seorang bupati pada kantor Gubernur Sumatera Tengah. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Padang, lalu melanjutkan ke Bukittinggi. Setelah menyelesaikan sekolah menengah atasnya, ia masuk ke Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Ia berangkat ke AS pada 1958 sebelum sempat menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi, karena ia diundang oleh Organisasi Nasional Mahasiswa AS (US National Student Association) dalam posisinya sebagai aktivis Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). Pada tahun 1961 ia menyelesaikan studi S-1nya di American University, Washington, DC dan memperoleh gelar BA. Ia melanjutkan studinya ke Universitas Stanford dan mengambil gelar Master of Arts (MA) dalam bidang ilmu komunikasi pada 1962. Pada 1967 Alwi meraih gelar doktor dalam ilmu komunikasi dari Universitas Illinois di kota Urbana, Amerika Serikat, dan menjadi orang Indonesia pertama yang memiliki gelar doktor dalam bidang tersebut.
Selama belajar di AS itu, Alwi harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan keuangannya. Misalnya, ia pernah bekerja sebagai penjaga malam di gedung Kedutaan Besar RI (KBRI) di Washington, DC.
Pengarang
Alwi Dahlan yang masih merupakan kemenakan dari Usmar Ismail, tokoh perfilman Indonesia, memiliki kegemaran menulis dan mengarang. Pada usia 16 tahun ia sudah aktif mengarang, antara lain, cerita pendek di mingguan nasional "Mimbar Indonesia" dan majalah "Kisah" terbitan Jakarta. Ketika duduk di bangku SMP, Alwi menerbitkan koran sekolahnya. Alwi pun menjadi koresponden untuk majalah "Siasat" dan mengisi rubrik kebudayaan "Gelanggang" di majalah tersebut. Di bangku SMA ia menulis rangkaian reportase perjalanan kaki menjelajahi pedalaman Alas, Gayo, dan Aceh untuk "Siasat". Ia pun aktif menulis dalam "Zenith", sebuah majalah kebudayaan yang diterbitkan oleh "Mimbar Indonesia".
Di Universitas Indonesia, Alwi mengembangkan kegiatan penulisannya dalam penerbitan kampus; ia menjadi pemimpin redaksi Majalah "Forum" dan "Mahasiswa". Pada 1958, bersama teman-temannya, Emil Salim, Teuku Jacob, Koesnadi Hardjasoemantri, dan Nugroho Notosusanto, ia mendirikan Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia.
Selama periode 1953-1958, Alwi sempat menulis sembilan skenario film, a.l., "Tiga Dara". "Harimau Tjampa", film yang ditulisnya sebagai skenario berdasarkan cerita asli Usmar Ismail, memperoleh penghargaan Festival Film Indonesia I sebagai skenario film terbaik. Ia juga memperoleh penghargaan dari Festival Film Asia Pasifik untuk balada pengiring yang memakai teknik randai Minang untuk film Usmar "Tamu Agung". Film "Jenderal Kancil" yang dikerjakan oleh Usmar Ismail dan dibintangi oleh Achmad Albar, dibuat berdasarkan buku cerita anak-anak karangan Alwi Dahlan yang berjudul "Pistol si Mancil", terbitan Balai Pustaka.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Rabu, 25 Januari 2012
Biografi Muhammad Alwi Dahlan
Biografi Theo L. Sambuaga
Drs. Theo L. Sambuaga (lahir di Manado, Sulawesi Utara, 6 Juni 1949; umur 62 tahun) adalah anggota DPR dan mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Permukiman Indonesia pada era Kabinet Reformasi Pembangunan.
Pendidikan
Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Indonesia (1978)
School of Advanced International Studies (SAIS), John Hopkins University, Washington DC, Amerika Serikat (1989)
Lemhanas KSA IV (1994)
Pengalaman Organisasi
Ketua Umum Ikatan Siswa SMAN I Manado
Pimpinan Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) di Sulawesi Utara (1967)
Wakil Ketua Umum Dewan Mahasiswa (Dema) Universitas Indonesia (1973-1974)
Pimpinan Pusat GMNI (1970-1976)
Sekretaris Jenderal DPP KNPI (1981-1984)
Ketua DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia AMPI (1984-1989)
Anggota Dewan Penasehat Asian Youth Council (AYC) (1987-1992)
Ketua Kelompok Kerja (POKJA) Departemen Hubungan Luar Negeri dan Cendekiawan (1984-1993)
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Golkar (1993-1998)
Ketua DPP Partai Golkar (1998 – sekarang)
Ketua Pengurus Pusat Badan Informasi Komunikasi (BIK) Partai Golkar (hingga sekarang)
Pengalaman Kerja
Anggota DPR/MPR-RI mewakili Golongan Pemuda (1982)
Anggota DPR/MPR-RI Fraksi Karya Pembangunan dari Jawa Timur (1987-1997)
Anggota DPR/MPR-RI Fraksi Karya Pembangunan dari Sulawesi Utara (1997-1998)
Wakil Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) (1987-1990)
Wakil Ketua Komisi I DPR-RI (1990-1994)
Ketua BKSAP (1994-1997)
Ketua Fraksi Karya Pembangunan (FKP DPR-RI) (1997)
Menteri Tenaga Kerja pada Kabinet Pembangunan VII (1998)
Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman pada Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999)
Ketua Panitia Ad Hoc (PAH) I Badan Pekerja MPR-RI
Ketua Komisi A Sidang Umum MPR-RI 1999 yang menghasilkan GBHN 1999-2004
Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) MPR (1999 – hingga sekarang)
Ketua Working Committee AIPO ke-17 di Bali (1997)
Ketua Delegasi DPR-RI ke Konferensi Parlemen tentang Pariwisata di The Hague, Belanda (1989)
Ketua Delegasi DPR-RI ke Konferensi IPU di Kopenhagen, Denmark (1994), Madrid, Spanyol (1995), Bucharest, Rumania (1995), Istambul, Turki (1996), Beijing, RRC (1996), Seoul, Korea Selatan (1997), Kairo, Mesir (1997)
Ketua Delegasi DPR-RI ke Sidang Umum Asia Pasific Parliamentary Forum (APPF) V di Vancouver, Kanada (1997)
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Muladi
Prof. Dr. Muladi SH (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 Mei 1943; umur 68 tahun) Dia adalah Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional terlama (2005-2011). Selain itu dia juga pernah menjabat sebagai Rektor di Universitas Diponegoro.
Muladi adalah anak seorang polisi ini sebenarnya asli Jawa Timur. Orang tuanya yang pindah tugas membawanya tinggal di Semarang. Sebelum aktif di dunia politik, ia berkarir di Universitas Diponegoro sebagai dosen, sewaktu masih menjadi mahasiswa dia juga pernah menjadi komandan WaLaWa atau sekarang disebut Resimen Mahasiswa. Ia datang ke Jakarta ketika menjadi anggota MPR-RI pada tahun 1997. Setelah itu ia dan keluarganya tinggal di Jakarta. Ketika dirinya tak lagi menjadi menteri ia aktif di sebuah LSM yang dibentuk mantan Presiden B.J. Habibie, The Habibie Center di Jakarta. awal tahun 2005, Muladi meninggalkan almamater yang dicintainya dan menanggalkan statusnya sebagai pegawai negeri. Keinginannya untuk berbuat banyak bagi bangsa membawanya kembali ke kancah politik. Ia merasa optimis dengan kepemimpinan Jusuf Kalla dan ketika terpilih sebagai salah satu ketua partai Golongan Karya (Golkar), ia mengajukan pensiun dini. Selanjutnya Muladi diangkat menjadi Gubernur Lemhanas pada tanggal 30 Agustus 2005.
Pendidikan
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (S1) (1968)
International Institute of Human Rights di Strasbourg, Perancis (1979).
Ilmu Hukum Program Pascasarjana FH Universitas Padjajaran, Bandung (S3) (1984) dengan predikat Cumlaude
Karier
Rektor dan Guru Besar Universitas Diponegoro
Anggota Komnas HAM
Menteri Kehakiman (Menkeh) Kabinet Pembangunan VII (1998), dan Kabinet Reformasi Pembangunan merangkap Mensekneg (1998-1999)
Ketua Institute for Democracy and Human Rights di The Habibie Center, Jakarta
Gubernur Lemhanas (2005-2011)
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Bob Hasan
Mohammad (Bob) Hasan (lahir di Semarang tahun 1931) adalah pengusaha dan pernah menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII. Bob Hasan merupakan warga Indonesia keturunan Tionghoa. Ia memeluk agama Islam. Nama lainnya adalah The Kian Seng. Sejak kecil beliau diasuh sebagai anak oleh Jenderal Gatot Subroto.
Namanya mencuat karena berbisnis kayu-kayuan yang ditebangnya dari hutan-hutan tropis.
Bob Hasan juga pernah menjadi ketua PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia), dan IAAF (International Associations of Athletic Federation).
Ia pernah diberi penghargaan prestisius Kalpataru pada tahun 1997 sementara oleh orang lain ia dituduh merusak lingkungan hidup. Sekarang ia sedang menjalani hukumannya di penjara Nusakambangan.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi A. M. Hendropriyono
Abdullah Makhmud Hendropriyono atau A.M. Hendropriyono (lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1945) adalah Kepala Badan Intelijen Negara pada Kabinet Gotong Royong. Beliau adalah lulusan Akademi Militer Nasional Magelang angkatan tahun 1967.
Pada pertengahan April 2010, dia menjadi komisaris di PT Carrefour Indonesia.
Karier
2001-2004 - Kepala Badan Intelijen Negara
1998-1999 - Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) Kabinet Reformasi Pembangunan
1998 - Menteri Transmigrasi/PPH Kabinet Pembangunan VII
1996 - Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan
1994 - Komandan Kodiklat TNI AD
1993 - Panglima Kodam Jakarta Raya
1990 - Direktur Badan Intelijen Strategis
1987 - Danrem 043 Garuda Hitam Lampung
1985 - Asisten Intelijen Kodam Jaya
Lain-lain
1994 - 1998 - Ketua KTI (Komisi Tinju Indonesia)
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Wiranto Arismunandar
Prof Ir Wiranto Arismunandar (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 19 November 1933; umur 78 tahun) adalah Rektor Institut Teknologi Bandung masa jabatan tahun 1988-1997 dan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Ia merupakan kakak dari mantan Pangkostrad dan mantan Ketua KONI, Wismoyo Arismunandar.
Pendidikan
Sarjana, Fakultas Teknik Mesin, Universitas Indonesia, 1959
Master of Science, Mechanical Engineering, Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat, 1960
Post-graduate study sebagai research associate, Department of Mechanical Engineering, Universitas Stanford, California, Amerika Serikat, 1961-1962
Karier
Guru Besar Termodinamika ITB (1973)
Wakil Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (1978-1989)
Rektor ITB (1988-1997)
Ilmuwan Senior Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (sejak 1989)
Penasihat Ahli PT. Dirgantara Indonesia (sejak 1989)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1998)
Kehidupan Pribadi
Wiranto Arismunandar menikah dengan Sekarningroem Jooce, dikarunianya 6 orang anak, yaitu : Roy Indiarto, Stefina, Savarina, Mira Mirana, Ariati, dan Budiarto.
Penghargaan
Satyalancana Dwidya Sistha (1968, 1983, 1989, 1992)
Satyalancana Karya Satya Kelas I (1990)
Bintang Jasa Utama (1998)
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Faried Anfasa Moeloek
Farid Anfasa Moeloek (lahir di Liwa, Lampung Barat, Lampung, 28 Juni 1944; umur 67 tahun) adalah Menteri Kesehatan pada Kabinet Reformasi Pembangunan.
Keluarga
Keluarga Moeloek merupakan salah satu dinasti dokter sukses di Indonesia. Istrinya Nila Djuwita Anfasa Moeloek hampir duduk sebagai Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ayahnya, dr H. Abdul Moeloek yang berasal dari Padangpanjang, Sumatera Barat, mengelola rumah sakit di Tanjung Karang, Lampung. Adiknya Nukman Moeloek, menjadi salah seorang guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pendidikan
FK UI, Jakarta (1970)
Spesialisasi Kebidanan/Kandungan di FK UI (1976)
Kursus WHO dalam Fertility Management dan Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak di Singapura (1977)
Ilmu Kebidanan di University Johns Hopkins, Amerika Serikat (1979)
Pendidikan Lanjutan Operasi Endoskopi dalam Sterilisasi dan Infertilitas di Jerman Barat (1980)
Doktor dalam Ilmu Kebidanan dan Ginekologi-Cum Laude FK UI (1983)
Guru Besar FKUI (1994)
Karier lainnya
Dosen di FK UI (1971-sekarang) Dosen Pascasarjana bagian Obstetri dan Ginekologi FK UI
Kepala Subbagian Kesehatan Reproduksi Klinik Raden Saleh
Deputi Direktur Bidang Akademik, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990-1996
Direktur Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996-1998
Menteri Kesehatan RI Kabinet Pembangunan VII
Menteri Kesehatan RI Kabinet Reformasi Pembangunan
Anggota MPR RI (1999)
Kegiatan Profesi Masa Lampau
Ketua Eksekutif, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PB POGI)
Ketua Umum, Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI)
Ketua, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Jakarta Chapter
General Chairman, of the VIII World Congress on Human Reproduction and IV World Conference ob Fallopian Tube in Health and Disease in Bali, 4-6 April 1993
Ketua Umum, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI-IMA), (2003 – 2006)
Berperan aktif dalam penyelesaian Rumah Sakit Umum Liwa, Lampung Barat, 1998
Berperan aktif dalam penyelesaian pendirian Fakultas Kedokteran di Universitas Lampung (Unila), 1998-sampai saat ini
Ketua Penanggung Jawab, Ketua Pengarah Tim Pemeriksaan Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (2004)
Tim Penilai Independen Pengendalian Dampak Lingkungan, Menteri Negara Lingkungan Hidup (2006—2008)
President, Medical Association of South East Asia Nation / Masean Council (2003 – 2006)
Keanggotaan kehormatan
Honorary Member of International Society on Human Reproduction
Honorary Member of Society on Fallopian Tube in Health and Disease
Penghargaan dan tanda kehormatan
Bintang Republik Indonesia Maha Putra Adipradana (1999)
Satyalancana Karya Satya Republik Indonesia XXX Tahun (2002)
Penghargaan Adi Satya Utama dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (1996)
Penghargaan 'Prof Mohtar Award' dalam bidang Ilmiah dan Riset, dari Indonesian Public Health Association (IAKMI) (2007)
Penghargaan Bina Ekatama dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) (2002)
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Muhammad Quraish Shihab
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab (lahir di Rappang, Sulawesi Barat (dulu Sulawesi Selatan), 16 Februari 1944; umur 67 tahun) adalah seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al Qur'an dan mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998).
Karier
Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab. Ia lahir tanggal 16 Februari 1944 di Rapang, Sulawesi Selatan. Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam bidang pendidikan terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di Ujungpandang, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujungpandang. Ia juga tercatat sebagai rektor pada kedua perguruan tinggi tersebut: UMI 1959-1965 dan IAIN 1972–1977.
Sebagai seorang yang berpikiran progresif, Abdurrahman percaya bahwa pendidikan adalah merupakan agen perubahan. Sikap dan pandangannya yang demikian maju itu dapat dilihat dari latar belakang pendidikannya, yaitu Jami’atul Khair, sebuah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Murid-murid yang belajar di lembaga ini diajari tentang gagasan-gagasan pembaruan gerakan dan pemikiran Islam. Hal ini terjadi karena lembaga ini memiliki hubungan yang erat dengan sumber-sumber pembaruan di Timur Tengah seperti Hadramaut, Haramaian dan Mesir. Banyak guru-guru yang di¬datangkarn ke lembaga tersebut, di antaranya Syaikh Ahmad Soorkati yang berasal dari Sudan, Afrika. Sebagai putra dari seorang guru besar, Quraish Shihab mendapatkan motivasi awal dan benih kecintaan terhadap bidang studi tafsir dari ayahnya yang sering mengajak anak-anaknya duduk bersama setelah magrib. Pada saat-saat seperti inilah sang ayah menyampaikan nasihatnya yang kebanyakan berupa ayat-ayat al-Qur'an. Quraish kecil telah menjalani pergumulan dan kecintaan terhadap al-Qur’an sejak umur 6-7 tahun. Ia harus mengikuti pengajian al-Qur’an yang diadakan oleh ayahnya sendiri. Selain menyuruh membaca al-Qur’an, ayahnya juga menguraikan secara sepintas kisah-kisah dalam al-Qur’an. Di sinilah, benih-benih kecintaannya kepada al-Qur’an mulai tumbuh.
Pendidikan formalnya di Makassar dimulai dari sekolah dasar sampai kelas 2 SMP. Pada tahun 1956, ia di kirim ke kota Malang untuk “nyantri” di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyah. Karena ketekunannya belajar di pesantren, 2 tahun berikutnya ia sudah mahir berbahasa arab. Melihat bakat bahasa arab yg dimilikinya, dan ketekunannya untuk mendalami studi keislamannya, Quraish beserta adiknya Alwi Shihab dikirim oleh ayahnya ke al-Azhar Cairo melalui beasiswa dari Propinsi Sulawesi, pada tahun 1958 dan diterima di kelas dua I'dadiyah Al Azhar (setingkat SMP/Tsanawiyah di Indonesia) sampai menyelasaikan tsanawiyah Al Azhar. Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke Universitas al-Azhar pada Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Hadits. Pada tahun 1967 ia meraih gelar LC. Dua tahun kemudian (1969), Quraish Shihab berhasil meraih gelar M.A. pada jurusan yang sama dengan tesis berjudul “al-I’jaz at-Tasryri’i al-Qur'an al-Karim (kemukjizatan al-Qur'an al-Karim dari Segi Hukum)”. Pada tahun 1973 ia dipanggil pulang ke Makassar oleh ayahnya yang ketika itu menjabat rektor, untuk membantu mengelola pendidikan di IAIN Alauddin. Ia menjadi wakil rektor bidang akademis dan kemahasiswaan sampai tahun 1980. Di samping mendududki jabatan resmi itu, ia juga sering mewakili ayahnya yang uzur karena usia dalam menjalankan tugas-tugas pokok tertentu. Berturut-turut setelah itu, Quraish Shihab diserahi berbagai jabatan, seperti koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII Indonesia bagian timur, pembantu pimpinan kepolisian Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental, dan sederetan jabatan lainnya di luar kampus. Di celah-celah kesibukannya ia masih sempat merampungkan beberapa tugas penelitian, antara lain Penerapan Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia (1975) dan Masalah Wakaf Sulawesi Selatan (1978).
Untuk mewujudkan cita-citanya, ia mendalami studi tafsir, pada 1980 Quraish Shihab kembali menuntut ilmu ke almamaternya, al-Azhar Cairo, mengambil spesialisasi dalam studi tafsir al-Qur'an. Ia hanya memerlukan waktu dua tahun untuk meraih gelar doktor dalam bidang ini. Disertasinya yang berjudul “Nazm ad-Durar li al-Biqa’i Tahqiq wa Dirasah (Suatu Kajian dan analisis terhadap keotentikan Kitab Nazm ad-Durar karya al-Biqa’i)” berhasil dipertahankannya dengan predikat dengan predikat penghargaan Mumtaz Ma’a Martabah asy-Syaraf al-Ula (summa cum laude).
Pendidikan Tingginya yang kebanyakan ditempuh di Timur Tengah, Al-Azhar, Cairo ini, oleh Howard M. Federspiel dianggap sebagai seorang yang unik bagi Indonesia pada saat di mana sebagian pendidikan pada tingkat itu diselesaikan di Barat. Mengenai hal ini ia mengatakan sebagai berikut: "Ketika meneliti bio¬grafinya, saya menemukan bahwa ia berasal dari Sulawesi Selatan, terdidik di pesantren, dan menerima pendidikan ting¬ginya di Mesir pada Universitas Al-Azhar, di mana ia mene¬rima gelar M.A dan Ph.D-nya. Ini menjadikan ia terdidik lebih baik dibandingkan dengan hampir semua pengarang lainnya yang terdapat dalam Popular Indonesian Literature of the Quran, dan lebih dari itu, tingkat pendidikan tingginya di Timur Tengah seperti itu menjadikan ia unik bagi Indonesia pada saat di mana sebagian pendidikan pada tingkat itu diselesaikan di Barat. Dia juga mempunyai karier mengajar yang penting di IAIN Makassar dan Jakarta dan kini, bahkan, ia menjabat sebagai rektor di IAIN Jakarta. Ini merupakan karier yang sangat menonjol".
Tahun 1984 adalah babak baru tahap kedua bagi Quraish Shihab untuk melanjutkan kariernya. Untuk itu ia pindah tugas dari IAIN Makassar ke Fakultas Ushuluddin di IAIN Jakarta. Di sini ia aktif mengajar bidang Tafsir dan Ulum Al-Quran di Program S1, S2 dan S3 sampai tahun 1998. Di samping melaksanakan tugas pokoknya sebagai dosen, ia juga dipercaya menduduki jabatan sebagai Rektor IAIN Jakarta selama dua periode (1992-1996 dan 1997-1998). Setelah itu ia dipercaya menduduki jabatan sebagai Menteri Agama selama kurang lebih dua bulan di awal tahun 1998, hingga kemudian dia diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara Republik Arab Mesir merangkap negara Republik Djibouti berkedudukan di Kairo.
Kehadiran Quraish Shihab di Ibukota Jakarta telah memberikan suasana baru dan disambut hangat oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai aktivitas yang dijalankannya di tengah-tengah masyarakat. Di samping mengajar, ia juga dipercaya untuk menduduki sejumlah jabatan. Di antaranya adalah sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (sejak 1984), anggota Lajnah Pentashhih Al-Qur'an Departemen Agama sejak 1989. Dia juga terlibat dalam beberapa organisasi profesional, antara lain Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), ketika organisasi ini didirikan. Selanjutnya ia juga tercatat sebagai Pengurus Perhimpunan Ilmu-ilmu Syariah, dan Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Aktivitas lainnya yang ia lakukan adalah sebagai Dewan Redaksi Studia Islamika: Indonesian journal for Islamic Studies, Ulumul Qur 'an, Mimbar Ulama, dan Refleksi jurnal Kajian Agama dan Filsafat. Semua penerbitan ini berada di Jakarta.
Di samping kegiatan tersebut di atas, M.Quraish Shihab juga dikenal sebagai penulis dan penceramah yang handal. Berdasar pada latar belakang keilmuan yang kokoh yang ia tempuh melalui pendidikan formal serta ditopang oleh kemampuannya menyampaikan pendapat dan gagasan dengan bahasa yang sederhana, tetapi lugas, rasional, dan kecenderungan pemikiran yang moderat, ia tampil sebagai penceramah dan penulis yang bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Kegiatan ceramah ini ia lakukan di sejumlah masjid bergengsi di Jakarta, seperti Masjid al-Tin dan Fathullah, di lingkungan pejabat pemerintah seperti pengajian Istiqlal serta di sejumlah stasiun televisi atau media elektronik, khususnya di.bulan Ramadhan. Beberapa stasiun televisi, seperti RCTI dan Metro TV mempunyai program khusus selama Ramadhan yang diasuh olehnya.
Quraish Shihab memang bukan satu-satunya pakar al-Qur'an di Indonesia, tetapi kemampuannya menerjemahkan dan meyampaikan pesan-pesan al-Qur'an dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul daripada pakar al-Qur'an lainnya. Dalam hal penafsiran, ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik), yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.
Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan al-Qur'an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang baku. Menurutnya, penafsiran terhadap al-Qur'an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan al-Qur'an sehingga seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat al-Qur'an. Bahkan, menurutnya adalah satu dosa besar bila seseorang mamaksakan pendapatnya atas nama al-Qur'an.
Quraish Shihab adalah seorang ahli tafsir yang pendidik. Keahliannya dalam bidang tafsir tersebut untuk diabdikan dalam bidang pendidikan. Kedudukannya sebagai Pembantu Rektor, Rektor, Menteri Agama, Ketua MUI, Staf Ahli Mendikbud, Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan, menulis karya ilmiah, dan ceramah amat erat kaitannya dengan kegiatan pendidikan. Dengan kata lain bahw ia adalah seorang ulama yang memanfaatkan keahliannya untuk mendidik umat. Hal ini ia lakukan pula melalui sikap dan kepribadiannya yang penuh dengan sikap dan sifatnya yang patut diteladani. Ia memiliki sifat-sifat sebagai guru atau pendidik yang patut diteladani. Penampilannya yang sederhana, tawadlu, sayang kepada semua orang, jujur, amanah, dan tegas dalam prinsip adalah merupakan bagian dari sikap yang seharusnya dimiliki seorang guru.
Karya
Yang tak kalah pentingya, Quraish Shihab sangat aktif sebagai penulis. Beberapa buku yang sudah Ia hasilkan antara lain :
Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang, IAIN Alauddin, 1984);
Menyingkap Tabir Ilahi; Asma al-Husna dalam Perspektif al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati, 1998);
Untaian Permata Buat Anakku (Bandung: Mizan 1998);
Pengantin al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati, 1999);
Haji Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1999);
Sahur Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan 1999);
Panduan Puasa bersama Quraish Shihab (Jakarta: Penerbit Republika, Nopember 2000);
Panduan Shalat bersama Quraish Shihab (Jakarta: Penerbit Republika, September 2003);
Anda Bertanya,Quraish Shihab Menjawab Berbagai Masalah Keislaman (Mizan Pustaka)
Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Ibadah Mahdah (Bandung: Mizan, 1999);
Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Al Qur'an dan Hadits (Bandung: Mizan, 1999);
Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Ibadah dan Muamalah (Bandung: Mizan, 1999);
Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Wawasan Agama (Bandung: Mizan, 1999);
Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Tafsir Al Quran (Bandung: Mizan, 1999);
Satu Islam, Sebuah Dilema (Bandung: Mizan, 1987);
Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Departemen Agama, 1987);
Pandangan Islam Tentang Perkawinan Usia Muda (MUI & Unesco, 1990);
Kedudukan Wanita Dalam Islam (Departemen Agama);
Membumikan al-Qur'an; Fungsi dan Kedudukan Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1994);
Lentera Hati; Kisah dan Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan, 1994);
Studi Kritis Tafsir al-Manar (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996);
Wawasan al-Qur'an; Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996);
Tafsir al-Qur'an (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997);
Secercah Cahaya Ilahi; Hidup Bersama Al-Qur'an (Bandung; Mizan, 1999)
Hidangan Ilahi, Tafsir Ayat-ayat Tahlili (Jakarta: Lentara Hati, 1999);
Jalan Menuju Keabadian (Jakarta: Lentera Hati, 2000);
Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur'an (15 Volume, Jakarta: Lentera Hati, 2003);
Menjemput Maut; Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT. (Jakarta: Lentera Hati, 2003)
Jilbab Pakaian Wanita Muslimah; dalam Pandangan Ulama dan Cendekiawan Kontemporer (Jakarta: Lentera Hati, 2004);
Dia di Mana-mana; Tangan Tuhan di balik Setiap Fenomena (Jakarta: Lentera Hati, 2004);
Perempuan (Jakarta: Lentera Hati, 2005);
Logika Agama; Kedudukan Wahyu & Batas-Batas Akal Dalam Islam (Jakarta: Lentera Hati, 2005);
Rasionalitas al-Qur'an; Studi Kritis atas Tafsir al-Manar (Jakarta: Lentera Hati, 2006);
Menabur Pesan Ilahi; al-Qur'an dan Dinamika Kehidupan Masyarakat (Jakarta: Lentera Hati, 2006);
Wawasan al-Qur'an Tentang Dzikir dan Doa (Jakarta: Lentera Hati, 2006);
Asmâ' al-Husnâ; Dalam Perspektif al-Qur'an (4 buku dalam 1 boks) (Jakarta: Lentera Hati);
Sunnah - Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?; Kajian atas Konsep Ajaran dan Pemikiran (Jakarta: Lentera Hati, Maret 2007);
Al-Lubâb; Makna, Tujuan dan Pelajaran dari al-Fâtihah dan Juz 'Amma (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2008);
40 Hadits Qudsi Pilihan (Jakarta: Lentera Hati);
Berbisnis dengan Allah; Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses Dunia Akhirat (Jakarta: Lentera Hati);
M. Quraish Shihab Menjawab; 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera Hati, 2008);
Doa Harian bersama M. Quraish Shihab (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2009);
Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Jin dalam al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati);
Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Malaikat dalam al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati);
Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Setan dalam al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati);
M. Quraish Shihab Menjawab; 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera Hati, Maret 2010);
Al-Qur'ân dan Maknanya; Terjemahan Makna disusun oleh M. Quraish Shihab (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2010);
Membumikan al-Qur'ân Jilid 2; Memfungsikan Wahyu dalam Kehidupan (Jakarta: Lentera Hati, Februari 2011);
Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW, dalam sorotan Al-Quran dan Hadits Shahih (Jakarta: Lentera Hati, Juni 2011);
Do'a al-Asmâ' al-Husnâ (Doa yang Disukai Allah SWT.) (Jakarta: Lentera Hati, Juli 2011);
Penampilan di Televisi
Selain menulis, ia juga aktif mengisi program agama Islam di televisi. Beberapa program yang cukup populer antara lain Kultum (RCTI), Tafsir Al Mishbah (Metro TV), dan Hikmah Fajar (RCTI).
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Siti Hardijanti Rukmana
Siti Hardijanti Rukmana, atau sering dikenal juga dengan nama Mbak Tutut (lahir 23 Januari 1949; umur 63 tahun) adalah putri pertama Presiden kedua Republik Indonesia (RI), Soeharto. Hari lahirnya pada tanggal 23 Januari, juga bersamaan dengan hari ulang tahun Presiden RI keempat, Megawati Soekarnoputri, yang juga putri Presiden RI pertama, Soekarno.
Keluarga
Ia menikah dengan Indra Rukmana dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Dandy Nugroho Hendro Maryanto (Dandy), Danty Indriastuti Purnamasari (Danty), dan Danny Bimo Hendro Utomo (Danny).
Karier
Pada era 1980-an, ia pernah mempelopori terbentuknya Kirab Remaja yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta tanah air di kalangan remaja. Selain itu, Mbak Tutut juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan VII yang merupakan kabinet pemerintahan Soeharto yang terakhir. Ia juga menjadi calon presiden dan juru kampanye Partai Karya Peduli Bangsa yang turut serta dalam Pemilu 2004. Partai ini didukung oleh mantan pejabat-pejabat Orde Baru yang dikenal sangat dekat dengan Soeharto, seperti Jenderal (Purn.) R. Hartono.
Di samping sebagai politisi, Mbak Tutut juga dikenal sebagai pengusaha dan menjadi ketua maupun pelindung berbagai organisasi.
Kasus
Tanggal 3 Februari 2010 Mbak Tutut gugatan MNC atas kepemilikan.
Namun 23 Agustus 2010 Mbak Tutut kalah di pengadilan atas TUN dicabut.
Tanggal 20 Oktober 2010 Mbak Tutut mengancam pidana kelompok MNC atas perubahan nama perusahaannya.
Tanggal 14 April 2010 Mbak Tutut memenangkan gugatan di PN jakarta Pusat terhadap kelompok MNC atas perubahan nama perusahaannya.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Fuad Bawazier
Dr Fuad Bawazier (lahir di Tegal, Jawa Tengah, 22 Agustus 1949; umur 62 tahun adalah Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII. Ia pernah menjadi aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta pernah dicalonkan menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional. Sebelum menjabat sebagai menteri keuangan, beliau menjabat Dirjen Pajak.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Kuntoro Mangkusubroto
Kuntoro Mangkusubroto (lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 14 Maret 1947; umur 64 tahun) adalah Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP, atau lebih familiar disebut UKP4) sejak 22 Oktober 2009. Ia adalah Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia di era Kabinet Reformasi Pembangunan dan juga mantan Direktur Utama PLN. Ia pernah menjabat juga sebagai Kepala Badan Pelaksana - BRR Aceh-Nias yang bertugas melakukan pemulihan kawasan Aceh dan Nias pascatsunami dahsyat 26 Desember 2004.
Pendidikan
S1 - Teknik Industri ITB (1972)
Northeastern University
Stanford University, Industrial Engineer (1976)
S2 - Stanford University, Civil Engineer (1977)
S3 - ITB, Ilmu Teknik bidang Ilmu Keputusan (1982)
Karier
Dosen Jurusan Teknik Industri, ITB (1972-sekarang)
Staf Ahli Menteri Muda UP3DN (1983-1988)
Pembantu Asisten Administrasi Menteri Sekretaris Negara RI (1984)
Direktur Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam (1988-1989)
Direktur Utama PT Tambang Timah (1989-1994)
Direktur Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi (1993-1997)
Deputi Bidang Perencanaan, Badan Kordinasi Penanaman Modal (1997-1998)
Menteri Pertambangan Kabinet Pembangunan VII (1998)
Menteri Pertambangan Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999)
Direktur Utama PLN (2000)
Kepala Badan Pelaksana - Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (2005)
Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan di Kabinet Indonesia Bersatu II
Kegiatan Lain
Sekjen IA ITB periode 1987 - 1992.
Chairman of School of Business and Management ITB.
Anggota Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung "Wanadri".
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Giri Suseno Hadihardjono
Giri Suseno Hadihardjono (lahir di Solo, Jawa Tengah, 5 Januari 1941; umur 71 tahun) adalah mantan Menteri Perhubungan Indonesia pada era Kabinet Reformasi Pembangunan. Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Ketua BPIS.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Rahardi Ramelan
Rahardi Ramelan (lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 September 1939; umur 72 tahun) adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia pada Kabinet Reformasi Pembangunan.
Pada sekitar awal tahun 2000-an ia tersandung kasus perkara korupsi dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 400 miliar dan Rp 4,6 miliar di Badan Urusan Logistik (Bulog) dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Juwono Sudarsono
Juwono Sudarsono (lahir di Bandjar Ciamis, Jawa Barat, 5 Maret 1942; umur 69 tahun) adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat Menteri Pertahanan sejak 21 Oktober 2004 hingga 22 Oktober 2009. Ayahnya adalah Soedarsono, mantan Menteri Dalam Negeri Indonesia pada Kabinet Sjahrir II.
Ia mendapatkan gelar kesarjanaan dari Universitas Indonesia dan selanjutnya gelar Ph.D. dari London School of Economics and Political Science. Dalam Kabinet Reformasi Nasional semasa pemerintahan Presiden BJ Habibie, Juwono Sudarsono menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional, kemudian pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid dipercaya sebagai Menteri Pertahanan (1999-2000). Selanjutnya diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Kerajaan Inggris hingga tahun 2004. Pada tanggal 21 Oktober 2004 dilantik kembali sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai 2009.
Juwono Sudarsono adalah Menteri Pertahanan pertama yang berasal dari kalangan sipil. Sebelum itu selama ± 40 tahun, dari tahun 1959 hingga 1999, Menteri Pertahanan selalu dijabat oleh kalangan militer.
Pendidikan
Universitas Indonesia (B.A., M.S.)
The Institute of Social Studies, Den Haag, Belanda
The University of California at Berkeley, Amerika Serikat (M.A.)
The London School of Economics, Inggris (Ph.D.)
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Tanri Abeng
Tanri Abeng (lahir di Selayar, Sulawesi Selatan, 7 Maret 1942; umur 69 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia menjabat sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan.
Riwayat Hidup
Tanri Abeng dilahirkan di sebuah desa di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Pada usia 10 tahun kedua orangtuanya meninggal dan ia dikirim untuk tinggal dengan kerabat di Makassar (dahulu Ujungpandang). Setelah menyelesaikan pendidikan SLA di Ujungpandang, ia sempat berangkat ke Amerika Serikat dalam program American Field Service (AFS) Exchange program. Selanjutnya ketika ia pulang kembali ke Makassar, ia melanjutkan sekolahnya di Universitas Hasanudin sampai tingkat 5, pendidikannya dilanjutkan ke Graduate School of Business Administration, di Universitas New York, Amerika Serikat hingga mendapatkan gelar MBA. Kemudian ia mengikuti program management training Union carbide Amerika serikat. Setelah selesai, ia ditempatkan di Jakarta sebagai Manager Keuangan perusahaan tersebut (1969-1979). Kariernya terus menanjak sampai akhirnya ia menjadi Direktur PT Union-Carbide Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi Direktur Agrocarb Indonesia, Direktur Karmi Arafura Fisheries (1971-1976) dan pada tahun 1977-1979, ia merangkap sebagai manager pemasaran Union Carbide Singapura.
Tahun 1979, ia pindah ke perusahaan produsen bir Belanda, Heineken, PT Perusahaan Bir Indonesia (Indonesian Beer Company). meskipun ia tidak bisa berbahasa Belanda dan tidak minum bir, Ia menjadi CEO perusahaan tersebut setelah wawancara selama 15 menit. Selanjutnya ia mengubah nama PT Perusahaan Bir Indonesia ke Multi Bintang Indonesia. Pada tahun 1982, itu mencatat laba sebesar Rp. 4 miliar, naik dari hampir Rp. 500 juta dibandingkan ketika ia bergabung.
Pada tahun 1991 Tanri Abeng mundur sebagai CEO Multi Bintang dan pindah ke Bakrie & Brothers, perusahaan milik Aburizal Bakrie. Tanri Abeng menjadi CEO Bakrie & Brothers, tetapi ia juga merangkap sebagai ketua non-eksekutif Multi Bintang Indonesia, posisi ini tetap dipertahankan hingga Maret 1998. Ketika ia memulai di Bakrie, perusahaan ini memiliki lebih dari 60 anak perusahaan yang beroperasi di beragam industri. Salah satu langkah pertama Tanri Abeng untuk merestrukturisasi perusahaan adalah dengan memfokuskan perusahaan pada tiga industri utama - telekomunikasi, dukungan infrastruktur dan perkebunan - serta investasi dan aliansi strategis di bidang pertambangan, petrokimia dan konstruksi. Dengan beberapa reformasi, kinerja Bakrie & Brothers membaik, ketika Tanri Abeng bergabung dengan perusahaan penjualan tahunan sekitar US $ 50 juta. Pada akhir tahun 1996 penjualan ditutup menjadi US $ 700 juta. Selain sebagai Presiden Direktur di Bakrie & brothers, ia juga merangkap jabatan sebagai Direktur di Asia Pacific Brewery, Singapura (1981-1991), Direktur Bata Indonesia (1993-1998), Ketua B.A.T Indonesia (1995-1998) dan Mitratel Indonesia (1994-1998). Ia juga aktif di pemerintahan dan organisasi non-pemerintah seperti Dewan Pendidikan Nasional (1993 - 1998), Dewan Riset Nasional (1990 - 1998), Badan Promosi Pariwisata (1990 - 1996), Yayasan Perlindungan Lingkungan (1993 - 1998), Asosiasi Indonesia-Belanda, Indonesia-British Council dan Asia-Australia Institute. Dia juga merupakan Komisaris dari Bursa Efek Jakarta antara tahun 1992 dan 1995. Tahun 1991 ia memasuki dunia politik, ia mewakili Golkar duduk di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Selanjutnya tahun 1998 ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama di Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan Presiden Habibie. Tahun 2004, ia menjadi Komisaris Utama PT. Telkom Indonesia. Pada tahun 2010, Tanri Abeng menyelesaikan pendidikan Doktor dalam Ilmu Multidisiplin dari UGM.
Setelah lebih dari empat dekade, malang melintang di perusahaan multinasional dan pemerintahan, tahun 2011, ia mendirikan Universitas Tanri Abeng, yang berlokasi di Ulujami, Pesanggahan, Jakarta Selatan
Pendidikan
Beasiswa "American Field Service", yang saat ini, untuk Indonesia, dilaksanakan oleh Bina Antarbudaya
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin, Makassar
Program Master of Business Administrasion, University of New York Buffalo.
Doktor, Ilmu Multidisiplin, Universitas Gadjah Mada.
Karier
PT. Union Carbide Indonesia
Presdir PT Perusahaan Bir Indonesia (sekarang PT. Multi Bintang Indonesia)
Presdir Grup Bakrie
Meneg Pendayagunaan BUMN Kabinet Pembangunan VII
Meneg Pendayagunaan BUMN Kabinet Reformasi Pembangunan
Ketua Eksekutif Pusat Kepemimpinan
Wakil Ketua Dewan Bisnis Indonesia-Malaysia
Komisaris Utama PT. Telkom Indonesia
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) 2008-2011
Buku
Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos, Pustaka Sinar Harapan (2000)
Profesi Manajemen, Gramedia
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Tuty Alawiyah
Tuty Alawiyah (lahir di Jakarta, Indonesia, 30 Maret 1942; umur 69 tahun) adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada tahun 1998 hingga tahun 1999 pada Kabinet Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan. Tuty merupakan lulusan IAIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari tahun 1992 hingga 2004 dari Utusan Golongan.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Agung Laksono
H.R. Agung Laksono (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 23 Maret 1949; umur 62 tahun) adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia sejak 22 Oktober 2009. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (Indonesia) untuk masa jabatan 2004—2009. Dalam Munas Partai Golkar pada tahun 2004 dan 2009, ia terpilih sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah, ia melanjutkan studi di Universitas Kristen Indonesia di Fakultas Kedokteran dan lulus pada tahun 1972. Periode 1983-1986, ia menjabat Ketua Umum BPP HIPMI dan Ketua Umum DPP AMPI (1984-1989). Periode 1990-1995, ia menjabat Sekretaris Jenderal PPK Kosgoro dan Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 (sejak tahun 2000).
Periode 1993—1998, ia menjabat Direktur Utama PT Cakrawala Andalas Televisi/anteve dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Pembangunan VII (1998) dalam pemerintahan Presiden Suharto. Jabatan di kementerian olahraga berlanjut pada periode 1998-1999 meskipun nama kabinet diubah menjadi Kabinet Reformasi Pembangunan. Periode 1999-2004, ia tampil sebagai anggota DPR-RI. Ia kemudian menggantikan jabatan Akbar Tandjung sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Feisal Tanjung
Feisal Tanjung (lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatra Utara, 17 Juni 1939; umur 72 tahun) adalah salah satu tokoh militer Indonesia. Nama Feisal Tanjung sebelumnya tidak masuk prediksi sebagai calon Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia mengingat saat itu ada calon kuat lain, yakni Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar yang saat itu memegang jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Feisal Tanjung merupakan salah seorang perwira ABRI yang memegang jabatan tertinggi tanpa melalui jenjang Kepala Staf. Sebelumnya, LB Moerdani juga melaju ke jabatan Pangab tanpa melalui jabatan tersebut.
Feisal Tanjung memiliki seorang isteri bernama Masrowida Lubis dan dikaruniai 3 orang anak. Nama Feisal mulai menjadi pembicaraan hangat setelah memimpin DKP (Dewan Kehormatan Perwira) untuk tragedi Santa Cruz di Timor Leste tahun 1991. Penunjukan Tanjung oleh Presiden Soeharto saat itu membuat heran banyak orang karena saat itu KSAD Edi Sudrajat tidak menyodorkan namanya sebagai calon ketua DKP. Hasil rekomendasi DKP yang paling nyata adalah pencopotan Mayjen Sintong Panjaitan - salah satu perwira yang bersinar saat itu - dari jabatan Pangdam Udayana, juga diberhentikannya Brigjen Rudolf Warouw dari Panglima Komando Pelaksana Operasi Timor Timur. Saat menjabat Pangab, terjadi friksi antara kubu Feisal Tanjung dan kubu R. Hartono (KSAD), juga adanya rumor penggolongan ABRI Hijau dan ABRI Merah Putih.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Soedjono C. Atmonegoro
Soedjono Chanafiah Atmonegoro, SH adalah Jaksa Agung Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII. Ia menjabat jaksa agung selama 88 hari, karena diberhentikan oleh BJ Habibie pada 15 Juni 1998 dan digantikan Andi Ghalib yang sebelumnya Kakabinkum ABRI.
Soedjono C. Atmonegoro adalah Jaksa Agung dari sipil yang kedua setelah Singgih. Sebelum itu jabatan tersebut selalu dipegang ABRI.
Pada saat diberhentikan dia sedang membentuk tim pengusut harta kekayaan mantan presiden Soeharto. Pada saat pemberhentiannya dia menegaskan bahwa pemberhentiannya tidak ada sangkut paut dengan pengusutan harta Soeharto namun dia sendiri juga tidak tahu alasan persis mengapa dia diberhentikan. Sejak itu keberadaannya tidak diketahui banyak orang. Pada tahun 1998, beliau dikabarkan memutuskan bergabung dengan salah satu partai politik.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Syahril Sabirin
Syahril Sabirin (lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 14 Oktober 1943; umur 68 tahun) adalah Gubernur Bank Indonesia pada tahun 1998 hingga tahun 2003.
Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada ini meniti karier awalnya di Bank Indonesia hingga menempati posisi sebagai anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia. Kemudian, ia diangkat menjadi Gubernur Bank Indonesia ketika Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998 menggantikan Sudrajad Djiwandono.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Kabinet Pembangunan VII [16 Maret 1998-21 Mei 1998]
Kabinet Pembangunan VII adalah kabinet pemerintahan Indonesia yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Baharuddin Jusuf Habibie yang masa jabatannya paling singkat (16 Maret 1998-21 Mei 1998). Masa bakti kabinet ini seharusnya berakhir pada tahun 2003, namun karena terjadi demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan massal 1998 akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang berujung pada pengunduran diri Soeharto dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998 dan diangkatnya B.J. Habibie sebagai pejabat presiden dalam situasi darurat, mengakibatkan kabinet ini menjadi demisioner. Sebagai penggantinya, pemerintahan Indonesia dilanjutkan oleh Kabinet Reformasi Pembangunan.
Adapun Catur Krida Kabinet Pembangunan VII adalah sebagai berikut:
Pertama, trilogi pembangunan. Yakni stabilitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan, sebagai landasan kebijaksanaan pembangunan yang sudah teruji selama ini dan telah kita laksanakan.
Kedua, kemandirian. Yakni melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain dan percaya atas kemampuan sendiri, akan sanggup menghadapi segala gejolak yang timbul akibat globalisasi.
Ketiga, ketahanan nasional. Dari kemandirian, kebersamaan, dan kekeluargaan itulah tumbuh ketahanan nasional. Yaitu keuletan dan ketangguhan bangsa kita menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
Keempat, persatuan dan kesatuan. Keduanya akan memperkokoh ketahanan nasional dalam menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Susunan Kabinet Pembangunan VII adalah sebagai berikut:
Menteri departemen
1 Menteri Dalam Negeri R. Hartono
2 Menteri Luar Negeri Ali Alatas
3 Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Wiranto
4 Menteri Kehakiman Muladi
5 Menteri Penerangan Muhammad Alwi Dahlan
6 Menteri Keuangan Fuad Bawazier
7 Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mohammad Hasan
8 Menteri Pertanian Justika Baharsjah
9 Menteri Pertambangan dan Energi Kuntoro Mangkusubroto
10 Menteri Kehutanan dan Perkebunan Sumahadi
11 Menteri Pekerjaan Umum Rachmadi Bambang Sumadhijo
12 Menteri Perhubungan Giri Suseno Hadihardjono
13 Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Abdul Latief
14 Menteri Koperasi dan Pengusaha Kecil Subiakto Tjakrawerdaya
15 Menteri Tenaga Kerja Theo L. Sambuaga
16 Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan AM Hendropriyono
17 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiranto Arismunandar
18 Menteri Kesehatan Faried Anfasa Moeloek
19 Menteri Agama Muhammad Quraish Shihab
20 Menteri Sosial Siti Hardijanti Rukmana
Menteri negara
21 Menteri Negara Sekretaris Negara Saadillah Mursjid
22 Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala BPPT Rahardi Ramelan
23 Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM Sanyoto Sastrowardoyo
24 Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Ary Mardjono
25 Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Pemukiman Akbar Tanjung
26 Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Bapedal Juwono Sudarsono
27 Menteri Negara Pangan, Hortikultura dan Obat-obatan Haryanto Dhanutirto
28 Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Tanri Abeng
29 Menteri Negara Peranan Wanita Tuty Alawiyah
30 Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Agung Laksono
Menteri negara koordinator
31 Menteri Negara Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Feisal Tanjung
32 Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri/Kepala Bappenas Ginandjar Kartasasmita
33 Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Hartarto Sastrosoenarto
34 Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan/Kepala BKKBN Haryono Suyono
Pejabat setingkat menteri
35 Jaksa Agung Soedjono C. Atmonegoro
36 Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin
Pengunduran diri massal
Selain tekanan demonstrasi massa, juga akibat mundurnya 14 menteri menyusul Abdul Latief dari jabatannya sebagai menteri Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya. Menteri-menteri tersebut mengundurkan diri pada malam hari 20 Mei 1998, pukul 20.00 WIB melalui surat yang diterima Yusril Ihza Mahendra yang diteruskan kepada Mensesneg saat itu, Saadilah Mursyid. Surat tersebut berbunyi:
Hal: Pembentukan Kabinet Baru Jakarta 20 Mei 1998 Kepada Yth. Bapak Presiden RI
Dengan hormat
Bersama surat ini dengan hormat kami laporkan bahwa setelah melakukan evaluasi terhadap situasi akhir-akhir ini terutama di bidang ekonomi, kami berkesimpulan bahwa situasi ekonomi kita tidak akan mampu bertahan lebih dari 1 (satu) minggu apabila tidak diambil langkah-langkah politik yang cepat dan tepat sesuai dengan aspirasi yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat khususnya mengenai reformasi di segala bidang, seperti antara lain yang direkomendasi oleh DPR-RI dengan pimpinan fraksi-fraksi pada hari selasa, 19 Mei 1998.
Dalam hubungan itu kami bersepakat bahwa langkah pembentukan kabinet baru sebagaimana yang bapak rencanakan tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami secara pribadi-pribadi menyatakan tidak bersedia diikutsertakan dalam kabinet baru tersebut.
Sebagai anggota Kabinet Pembangunan VII kami akan tetap membantu sepenuhnya pelaksanaan tugas yang Bapak emban dalam menyukseskan Catur krida Kabinet Pembangunan VII. Atas perhatian dan perkenan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Ir. Akbar Tanjung
Ir. Drs. AM. Hendropriyono, SH, SE, MBA
Prof. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita
Ir. Giri Suseno Hadihardjono, MSME
Dr. Haryanto Dhanutirto
Prof. Dr. Ir. Justika S. Baharsjah, M.Sc
Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, M.Sc
Ir. Rachmadi Bambang Sumadhijo
Prof. Dr. Ir. Rahadi Ramelan, M.Sc
Subiakto Tjakrawedaya, SE
Sanyoto Sastrowardoyo, M.Sc
Ir. Sumahadi, MBA
Drs. Theo L. Sambuaga
Tanri Abeng, MBA.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Jumat, 06 Januari 2012
Biografi Yogie Suardi Memet
R. Moh. Yogie Suardi Memet (kadang salah dieja Yogi S. Memed) (lahir di Cirebon, Jawa Barat, 16 Mei 1929 – meninggal di Jakarta, 7 Juni 2007 pada umur 78 tahun) adalah seorang tokoh militer dan politik Indonesia yang pernah menjabat Menteri Dalam Negeri pada era Orde Baru (1993-1998). Ia juga pernah menjabat Gubernur Jawa Barat (1985-1993), Komandan Jendral Kopassus (Mei 1975-April 1983) dan Panglima Daerah Militer Siliwangi (1978-1983). Pada 1998-2003, ia menjadi anggota DPA.
Penghargaan yang pernah ia terima adalah Satya Lencana Perang Kemerdekaan I dan II, Bintang Kartika Eka Phaksi Nararya, Satya Lencana Gerakan Operasi Militer I sampai VI, Satya Lencana PBB Garuda VI, dan lain-lain.
Latar Belakang dan Kehidupan pribadi
Ia lahir di Cirebon pada 1929 sebagai anak keempat dari 11 bersaudara pasangan R. Memet Bratasuganda dan Alniyah. Ia menikah dengan Emmy Sariamah dan ayah dari dua anaknya (Billy Ibrahim dan Danny Iskandar) serta kakek untuk lima cucunya.
Setelah tidak menjabat
Setelah melepaskan jabatan sebagai anggota DPA sejak 2003, kondisi kesehatannya terus memburuk dan harus menjalani cuci darah secara rutin. Ia sempat ditawari untuk berobat di Belanda, namun ditolak.
Ia meninggal pada Kamis, 7 Juni 2007 di Rumah Sakit Advent Bandung pada pukul 14.15 WIB karena gagal ginjal. Saat itu, istri dan kedua anaknya, serta mantan Gubernur Jawa Barat R Nuriana berada di sampingnya.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Edi Sudradjat
Jenderal (Purn.) Edi Sudradjat (lahir di Jambi, 22 April 1938 – meninggal di Jakarta, 1 Desember 2006 pada umur 68 tahun) adalah salah seorang tokoh militer Indonesia. Ia adalah satu-satunya orang yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI-AD (KSAD), Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
Karier di militer
Lulusan Akademi Militer Nasional angkatan pertama (1960) di mana ia juga terpilih sebagai lulusan terbaik angkatan tersebut, ia lalu ditugaskan sebagai Komandan Peleton di Batalyon Infanteri 515/Tanggul, Jember selama dua tahun (1961-1962) dan berpartisipasi dalam Operasi Trikora. Setelah itu pada tahun 1960-an Sudradjat ditugaskan dalam operasi melawan pihak Republik Maluku Selatan, Organisasi Papua Merdeka, serta Gerakan 30 September.
Pada tahun 1980 ia menjadi Brigadir Jenderal dengan jabatan Panglima Komando Tempur Lintas Udara Kostrad. Setahun kemudian ia menjadi Panglima Kodam II/Bukit Barisan di Medan dengan pangkat Mayor Jenderal hingga tahun 1983, dan lalu menjadi Pangdam Kodam III/Siliwangi di Bandung pada tahun 1983-1985.
Selama dua tahun setelah itu (85-86), Sudradjat diangkat sebagai Asisten Operasi Kasum ABRI sebelum lalu menjadi Letnan Jenderal untuk jabatan Wakil Kepala Staf TNI-AD dari tahun 1986 hingga 1988. Kemudian dari tahun 1988 hingga 1993, ia menjadi Kepala Staf TNI-AD. Tahun 1993, ia dipercaya menjadi Panglima ABRI menggantikan Try Sutrisno. Sudradjat adalah perwira tinggi pertama lulusan AMN yang menjadi Panglima ABRI. Selain itu, pada tahun yang sama ia diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan VI. Jabatan rangkap tersebut ia laksanakan sebelum ia menyerahkan jabatan Panglima ABRI kepada Jenderal TNI Feisal Tanjung, mantan Kasum ABRI yang melejit setelah memimpin DKP pada kasus Santa Cruz, Timor Leste. Terakhir ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia.
Saat menjabat KSAD, Edi termasuk pimpinan TNI yang menyerukan gerakan back to basic atau "kembali ke barak" bagi tentara. Artinya tentara harus mulai meninggalkan bisnis militernya dan benar-benar berkonsentrasi pada tugas-tugasnya sebagai garda bangsa yang profesional.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Wiranto
Jenderal TNI (Purn) Wiranto (lahir di Jogjakarta, DIY, 4 April 1947; umur 64 tahun) adalah politikus Indonesia dan tokoh militer Indonesia. Wiranto menjabat Panglima TNI periode 1998-1999. Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat pada periode 2006-2009, dia kembali terpilih untuk masa jabatan yang kedua (2010-2015).
Ayahnya, RS Wirowijoto adalah seorang guru sekolah dasar, dan ibunya bernama Suwarsijah. Pada usia sebulan, Wiranto dibawa pindah oleh orang tuanya ke Surakarta akibat agresi Belanda yang menyerang kota Yogyakarta. Di Surakarta inilah ia kemudian bersekolah hingga menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 4 Surakarta).
Karier militer
Namanya melejit setelah menjadi ADC Presiden Soeharto tahun 1987-1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karier militer Wiranto semakin menanjak ketika tampil sebagai Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, dan KSAD.
Selepas KSAD, ia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Pangab (sekarang Panglima TNI) pada Maret 1998. Pada masa itu terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional. Posisinya yang sangat strategis menempatkannya sebagai salah satu pemain kunci bersama Wakil Presiden B.J. Habibie. Ia tetap dipertahankan sebagai Pangab di era Presiden BJ Habibie.
Karier sipil
Kariernya tetap bersinar setelah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tampil sebagai presiden keempat Indonesia. Ia dipercaya sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, meskipun kemudian dinonaktifkan dan mengundurkan diri. Pada 26 Agustus 2003, ia meluncurkan buku otobiografi dengan judul Bersaksi di Tengah Badai.
Setelah memenangi konvensi Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung, ia melaju sebagai kandidat presiden pada 2004. Bersama pasangan kandidat wakil presiden Salahuddin Wahid, langkahnya terganjal pada babak pertama karena menempati urutan ketiga dalam pemilihan umum presiden 2004.
Menyosong Pemilu 2009
Pada 21 Desember 2006, ia mendeklarasikan Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura) dan tampil sebagai ketua umum partai. Deklarasi partai dilakukan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta dan dihadiri ribuan orang dari berbagai kalangan. Mantan presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Partai Golkar Ir Akbar Tandjung, mantan wakil presiden Try Sutrisno, Ketua Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu, mantan menteri perekonomian Kwik Kian Gie, dan tokoh senior Partai Golkar Oetojo Oesman menghadiri peresmian partainya.
Deklarasi partai juga dihadiri sejumlah pengurus, yaitu mantan Sekjen Partai Golkar Letnan Jenderal TNI (Purn) Ary Mardjono, mantan Gubernur Jawa Tengah Ismail, mantan menteri pemberdayaan perempuan DR Hj. Tuty Alawiyah AS, Yus Usman Sumanegara, mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS, mantan Wakil Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) H. Fachrul Razi, mantan Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi (Purn) Chaeruddin Ismail, Marsda TNI (Purn) Budhi Santoso, Letnan Jenderal (Purn) Suadi Marasabessy, Mayor Jenderal TNI (Purn) Aspar Aswin, Laksda TNI (Purn) Handoko Prasetyo RS, Mayor Jenderal TNI (Purn) Aqlani Maza, Mayor Jenderal (Purn) Djoko Besariman, Mayor Jenderal (Purn) Iskandar Ali, Samuel Koto, dan mantan menteri keuangan Fuad Bawazier, pendiri Partai Bintang Reformasi Djafar Badjeber, pengacara Elza Syarief, Gusti Randa, dan pengusaha asuransi Jus Usman Sumaruga.
Pada 17 Januari 2007, ia bertemu dengan Ketua DPR-RI Agung Laksono di Komplek MPR/DPR, Senayan (Jakarta). Pertemuan itu menjadi langkah awal dalam menyosong Pemilu Presiden 2009. Ia menyatakan kesiapannya berhadapan kembali dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika mencalonkan kembali.
Calon Wakil Presiden RI
Setelah Pemilu Legislatif 2009, tepatnya pada 1 Mei 2009, Wiranto bersama Jusuf Kalla (Capres Partai Golkar), mengumumkan pencalonannya sebagai pasangan capres-cawapres yakni Jusuf Kalla sebagai capres dan Wiranto sebagai cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura. Pasangan ini juga menjadi pasangan yang pertama mendaftar di KPU. Pasangan JK-Wiranto mendapat nomor urut tiga dan disingkat menjadi JK-WIN.
Pendidikan
Akademi Militer Nasional (AMN), 1968
Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara, 1995
Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer, 1996
Organisasi
HANURA (Partai Hati Nurani Rakyat), Ketua Umum
Perhimpunan Kebangsaan, Ketua Dewan Pertimbangan Nasional
Matla’ul Anwar, Ketua Dewan Amanat
ICMI, Penasehat
SOKSI, Penasehat
PSSI, Ketua Dewan Pembina
IDe Indonesia, Ketua Dewan Eksekutif
PPMI, Ketua
Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa (PRAJA), Pembina
Paguyuban Warung Tegal, Ketua Dewan Pembina
Paguyuban Spiritual Indonesia, Pembina
Buku dan Karya:
Bersaksi di Tengah Badai Penerbit: Institite for Democracy of Indonesia, Jakarta. ISBN 979-96845-I-X
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Mar'ie Muhammad
Mar'ie Muhammad (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 April 1939; umur 72 tahun) adalah mantan Menteri Keuangan pada periode Orde Baru. Ia diberi gelar Mr. Clean karena perjuangannya memberantas korupsi di era-nya yang masih sarat dengan korupsi.
Pendidikan terakhir yang ditempuh adalah Master of Arts In Economics, Universitas Indonesia. Riwayat pekerjaan pada tahun 1969 - 1972 mengabdi Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara Departemen Keuangan RI. Pada Tahun 1972-1988 mengabdi di Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN Departemen Keuangan RI dengan jabatan terakhir sebagai Direktur. Tahun 1988-1993 mengabdi di Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan sebagai Direktur. Pada tahun 1993-1998 sebagai Menteri Keuangan Kabinet Pembangungan VI. Tahun 2001-2004 sebagai Ketua Oversight Committee (OC) BPPN. Tahun 1999 - sekarang sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI). Sekarang ini beliau menjabat Ketua Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI), Ketua Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), dan komisaris utama PT Bank Syariah Mega Indonesia.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi R. Hartono
Jenderal TNI (Purn) R. Hartono (lahir di Pamekasan, Madura, pada tahun 1941) adalah seorang purnawirawan Jenderal dari corps Kavaleri yang bersama-sama Tutut membentuk partai politik bernama Partai Karya Peduli Bangsa.
Yang bersangkutan memperoleh pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat dengan Jabatan tertinggi pula sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Beliau merupakan satu-satunya perwira tinggi dari corps Kavaleri yang mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat). Kariernya di corps BARET HITAM sebagai Danton hingga Wadanpussenkav. Juga pernah bertugas sebagai Dandim di Jatim, Pangdam V/Brawijaya, hingga Kassospol ABRI. Ucapan yang terkenal dari R. Hartono sewaktu pemilihan umum pada tahun 2004 adalah "bersedia menjadi antek Soeharto".
Nama R. Hartono bersama Tutut disebut-sebut oleh harian Inggris The Guardian sebagai salah seorang pejabat militer Indonesia yang menerima uang pelicin sebesar Rp. 281 miliar untuk pembelian 100 Tank Scorpion pada kurun waktu 1992–1994 yang lalu.
Nama yang bersangkutan belum lama kembali mencuat sehubungan dengan isu pernah menikahnya Presiden SBY sebelum memasuki AKABRI.Sebelumnya yang bersangkutan juga pernah berkonflik dengan seorang mantan jenderal akibat tidak terima anaknya disebut mati karena narkoba.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Satrio Budihardjo Joedono
Satrio "Billy" Budihardjo Joedono (lahir di Pangkalpinang, Bangka, 1 Desember 1940; umur 71 tahun) adalah seorang ekonom Indonesia. Beliau menamatkan pendidikan tingkat atas di Kolese Kanisius.
Karier
Billy menjabat sebagai Menteri Perdagangan (1993-1995). Sebelum Departemen Perdagangan dijadikan satu oleh Presiden Soeharto dengan Departemen Perindustrian menjadi Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Depperindag) pada tahun 1996, serta menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan 1998-2004.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Ida Bagus Sudjana
Ida Bagus Sudjana (lahir di Sanur, Bali, 20 Oktober 1936 – meninggal di Jakarta, 18 Agustus 2002 pada umur 65 tahun) adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada tahun 1993 hingga 1998. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Panglima Kodam XII di Tanjungpura Kalimantan Barat, Kepala Staf Umum ABRI, dan Sekjen Dephankam.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Haryanto Dhanutirto
Haryanto Dhanutirto (lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 14 Agustus 1939; umur 72 tahun) adalah Menteri Perhubungan Indonesia pada tahun 1993 hingga tahun 1998 dalam Kabinet Pembangunan VI pada pemerintahan Presiden Soeharto.
Lulusan Fakultas Farmasi Institut Teknologi Bandung ini pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan DPD Golkar (1985-1987) ini pernah menjadi anggota DPR-RI (1977-1978), dan MPR-RI (1982-1987). Selama menjabat anggota MPR-RI itu, Haryanto juga mengetuai Ikatan Sarjana Farmasi (ISFI) Jawa Barat.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com