Try Sutrisno (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 15 November 1935; umur 76 tahun) adalah Wakil Presiden Republik Indonesia yang keenam. Ia dilantik sebagai Wakil Presiden dibawah Presiden Soeharto pada Sidang Umum MPR tahun 1993, menggantikan Sudharmono. Ia menjabat sampai tahun 1998 dan digantikan oleh BJ Habibie.
Setelah turunnya Presiden Soeharto dan diizinkannya pembentukan partai-partai politik menyongsong Pemilu 1999, Try Sutrisno aktif dalam kepengurusan Partai Keadilan dan Persatuan yang pada Pemilu 2004 berubah namanya menjadi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Di masa kecilnya Try Sutrisno pernah berjualan koran & rokok dikarenakan kedua Agresi Militer yang dilancarkan Belanda yang memaksanya berhenti Sekolah.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Selasa, 06 Desember 2011
Biografi Try Sutrisno
Biografi Singgih (Jaksa Agung)
Singgih, SH (lahir di Jombang, Jawa Timur, 23 Juni 1934 – meninggal 30 Juli 2005 pada umur 71 tahun) adalah Jaksa Agung Indonesia pada tahun 1990-1998.
Munculnya Singgih sebagai Jaksa Agung menjadi fenomena baru di kalangan kejaksaan. Sebab sejak Orde Baru baru sekalinya jaksa agung diangkat dari kalangan jaksa sendiri alias jaksa karier. Singgih dilantik Presiden Soeharto menggantikan Sukarton Marmosudjono yang meninggal dunia pada 29 Juni 1990.
Singgih lahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dan sejak remaja sudah bercita-cita menjadi penegak hukum. Sebagai penerima beasiswa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1960, Singgih menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, Surabaya. Kariernya dimulai sebagai jaksa di Direktorat Reserse Kejaksaan Agung. Prestasi lelaki berkaca mata yang jarang merokok itu terus menanjak. Ia pernah menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Denpasar dan Jakarta Pusat, Kajati NTB, Kajati Sulawesi Utara dan Kajati Jakarta. Ia sempat ditarik Menteri Kehakiman Ismail Saleh menjadi Irjen Departemen Kehakiman, sebelum diangkat menjadi Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus.
Ayah empat anak itu pernah mengendalikan persidangan berbagi kasus G 30 S-PKI, Malari dan kasus Tanjung Priok.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada masa Jaksa Agung Singgih, di antaranya:
- Terbongkarnya kasus kredit Bapindo kepada Golden Key Grup pimpinan Eddy Tansil. - Peristiwa 27 Juli 1996 di kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia - Terbongkarnya kasus korupsi pada Bank Duta dengan terdakwa Dicky Iskandardinata.
Pada tahun 1993, Singgih mendapatkan penghargaan Bintang Pratamabhorn Knight Grand Cross of The Most Exalted Order of The White Elephant dari Raja Thailand dan juga telah menerima Bintang Mahaputra Adiprana.
Sejak tahun 1970-an, Singgih juga dikenal sebagai numismator (kolektor mata uang) dan bahkan terpilih menjadi Ketua Asosiasi Numismatika Indonesia.
Penikahannya dengan Renny Singgih menghasilkan empat anak serta enam cucu. Ia dimakamkan di TMP Kalibata.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Adrianus Mooy
Adrianus Mooy (lahir di Pulau Rote, 10 April 1936; umur 75 tahun) adalah ahli ekonomi dari Indonesia dan mantan Gubernur Bank Indonesia masa jabatan 1988-1993. Ia bersekolah di Universitas Gajah Mada dan University of Wisconsin. Pada saat ini ia menjabat senior advisor untuk United Nations Support Facility for Indonesian Recovery (UNSFIR).
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Sukarton Marmosujono
Laksamana Muda TNI Sukarton Marmosujono, SH meninggal di Jakarta, 29 Juni 1990 merupakan Jaksa Agung pada Kabinet Pembangunan V Indonesia. Ia meninggal dunia pada tahun 1990 sewaktu masih menjabat. Dan karena keterbatasan sumber sejarah, sampai saat ini belum ada yang tau kapan tepatnya beliau lahir dan apa saja latar belakang kehidupan beliau
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Sarwono Kusumaatmadja
Ir. Sarwono Kusumaatmadja (lahir di Jakarta, 24 Juli 1943; umur 68 tahun) adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah dari DKI Jakarta untuk masa bakti 2004-2009. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1974 dari Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Sebelumnya, ia menamatkan pendidikan tingkat atas di Kolese Kanisius.
Karier
Periode 1971-1988, ia menjabat sebagai anggota DPR-RI dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Golkar (1983-1988). Selain menjabat Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998), ia juga menjabat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).
Periode 1999-2001, ia menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional dan terpilih dalam pemilu parlemen Indonesia 2004 sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah DKI Jakarta pada tahun 2004. Sekarang beliau adalah Dewan Komisaris PT. Energy Management Indonesia (Persero) EMI, sebagai Komisaris Utama.
Pencalonan gubernur Jakarta
Pada tahun 2007 Sarwono melamar sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2007-2012 melalui PDI Perjuangan. Ia menempati peringkat teratas dibandingkan enam bakal calon gubernur di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu, dengan nilai 96, mengungguli ekonom Faisal Basri (skor 95), Bibit Waluyo (91), Edy Waluyo (89), Agum Gumelar (85), dan Fauzi Bowo (80). Tapi, akhirnya PDI Perjuangan menetapkan Fauzi Bowo sebagai calonnya berkoalisi dengan sekitar 20 partai dan berhasil memenangi pemilihan gubernur yang dipilih langsung oleh rakyat untuk pertama kalinya.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Akbar Tanjung
Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 14 Agustus 1945; umur 66 tahun) adalah seorang politikus Indonesia dan mantan Ketua DPR-RI.
Pendidikan
Ia meniti pendidikan di SR Muhammadiyah, Sorkam (Tapanuli Tengah). Ia juga belajar di SD Nasrani, Jalan Seram, Medan (Sumatera Utara). Setelah menamatkan di SMP Perguruan Tinggi Cikini (Jakarta), ia melanjutkannya ke SMA Kolese Kanisius (Jakarta). Ia lulus Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Pascasarjana Doktoral Universitas Gadjah Mada.
Organisasi
Pada 1966, ia menjadi aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia (KAMI-UI) dan LASKAR AMPERA Arief Rahman Hakim. Pada 1967-1968, ia menjabat Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada 1968, ia aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia. Pada 1969-1970, ia menjabat Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Pada 1972, ia turut mendirikan Forum Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universiter (GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, dan HMI) dengan nama Kelompok Cipayung. Periode 1972-1974, ia menjabat Pengurus Besar HMI.
Pada 1973, ia turut mendirikan Komite Nasional Pemuda Indonesia atau disingkat KNPI. Pada 1978, ia turut mendirikan Angkatan Muda Pembaruan Indonesia atau disingkat AMPI, yang kemudian menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat AMPI (1978-1980). Pada 1983-1988, ia menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Pada 1988-1993, ia menjadi anggota Dewan Pembina DPP Golkar. Pada 1993-1998, ia menjabat Sekretaris Dewan Pembina Golkar. Ia menjabat Ketua Umum Partai Golkar pada periode 1998-2004.
Karier Pemerintahan dan Politik
Pada 1977-1988, ia menjadi anggota FKP DPR-RI yang mewakili Provinsi Jawa Timur. Pada 1982-1983, ia menjabat Wakil Sekretaris FKP DPR. Pada 1987-1992 dan 1992-1997, ia menjabat Sekretaris FKP-MPR dan anggota Badan Pekerja MPR-RI. Akbar pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada periode 1988-1993, Menteri Negara Perumahan Rakyat (1993-1998), Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman (1998). Pada 1997-1998, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR. Ia menjabat Menteri Sekretaris Negara (1998-1999). Pada 1997-1999, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR dan Wakil Ketua PAH II Badan Pekerja MPR. Pada 1999-2004, ia menjabat Ketua DPR-RI.
Semasa menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, ia pernah menjadi sorotan publik ketika lolos dari jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima permohonan kasasinya. Hal ini sekaligus memungkinkannya ikut serta sebagai calon presiden dalam Pemilu 2004, namun ia akhirnya tidak dicalonkan partainya sendiri karena dikalahkan oleh Wiranto dalam Konvensi Calon Presiden Golkar. Selanjutnya Akbar Tanjung juga kehilangan jabatan sebagai ketua Umum Partai Golkar setelah dikalahkan oleh Jusuf Kalla yang telah menjadi Wakil Presiden, seterusnya belajar di Universitas Gadjah Mada dan mendirikan Akbar Tanjung Institute.
Kehidupan pribadi
Akbar memiliki seorang istri bernama Krisnina Maharani dan pernikahannya telah dianugerahi empat orang anak, semuanya perempuan.
Organisasi dunia
Pada 2002-2003, ia menjabat President of AIPO (Asean Inter Parliamentary Organization). Pada 2003-2004, ia menjabat President of PUOICM (Parliamentary Union of OIC Members).
Kasus
Akbar Tanjung pernah dituduh melakukan penggelapan dana berjumlah 40 miliar rupiah atau 3,8 juta dolar yang seharusnya untuk penduduk miskin di Indonesia ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1999.
Ketika itu, Akbar Tanjung adalah seorang pengurus Partai Golkar. Partai Golkar merupakan partai utama saat zaman pemerintahan Presiden Soeharto saat itu.
Akbar Tanjung menyatakan dana tersebut disalurkan kepada Yayasan Kebajikan Islam untuk bantuan makanan kepada penduduk kampung yang miskin di Jawa.
Dana itu dicurigai digunakan untuk membiayai kampanye Akbar maupun Partai Golkar pada Pemilihan Umum 1999. Penyelewengan terjadi ketika era bekas Presiden B.J Habibie, dan Akbar Tanjung ketika itu menjabat jabatan sebagai Sekretaris Negara.
Buku dan karya
The Golkar Way Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2007
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Siswono Yudo Husodo
Siswono Yudo Husodo (lahir di Long Iram, Kutai Barat, Kalimantan Timur, 4 Juli 1943; umur 68 tahun) adalah seorang politikus Indonesia. Ia pernah menjadi calon Wakil Presiden Indonesia pada Pemilu 2004 sebagai pasangan dari capres Amien Rais. Mereka berdua kalah pada pemilu ini. Yodo Husodo menjabat sebagai Menteri Negara Perumahan Rakyat pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Menteri Transmigrasi pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).
Siswono adalah mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (1973-1977) dan Ketua Persatuan Pengusaha Real Estat Indonesia (1983-1986). Ia sudah menjadi petani sejak tahun 1999 dan menjadi anggota MPR mewakili petani. Kesibukannya sudah lebih banyak di pertanian. Luluan Teknik Sipil Institut Teknik Bandung (ITB) tahun 1968 ini fasih menerangkan bagaimana mengawinkan domba, bagaimana memilih bibit domba unggul, dan bagaimana bercocok tanam tembakau dan sayur-mayur. Kesibukan dan keahlian ini sudah menjadi bagian lain dari hidup calon presiden independen ini. Perhatian Siswono terhadap masalah pertanian makin besar setelah ia tidak lagi berada di birokrasi dan ketika masyarakat tani memilihnya menjadi Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) sejak 1999. Kendati kesibukannya di seputar pertanian itu bukan hanya karena ia menjadi Ketua Umum HKTI itu, tapi sudah sejak awal ia sudah mengelola usaha tani. Sebelum ia bersama rekannya mendirikan CV Bangun Tjipta Sarana yang kemudian menjadi PT Bangun Tjipta Sarana, sebuah kelompok usaha dengan bisnis inti konstruksi.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Saadillah Mursjid
Saadillah Mursjid (lahir di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, 7 September 1937 – meninggal di Jakarta, 28 Juli 2005 pada umur 67 tahun) adalah Menteri Muda/Sekretaris Kabinet Indonesia pada Kabinet Pembangunan V, Menteri Sekretaris Kabinet pada Kabinet Pembangunan VI, dan Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Pembangunan VII.
Sebelum mengambil posisi menteri, lulusan Universitas Gadjah Mada, The Netherlands Economic Institute (Rotterdam), dan Universitas Harvard ini pernah bertugas di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Pada tahun 1992, ia mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana. Sejak tahun 2003, ia adalah general manager Taman Mini Indonesia Indah.
Dari pernikahannya dengan Halimah Ratna Mursjid, ia memperoleh tiga anak dan enam cucu. Ia dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Sudrajad Djiwandono
Soedrajad Djiwandono (lahir di Yogyakarta, 7 Agustus 1938; umur 73 tahun) adalah Gubernur Bank Indonesia pada tahun 1993 hingga tahun 1998.
Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada ini sempat bekerja sebagai asisten dosen di almamaternya dan dosen di IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta, setelah lulus dari UGM. Hijrah ke Jakarta ia mengawali kariernya sebagai peneliti pada Lembaga Penelitian Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional (Leknas), LIPI. Di saat menjabat kepala bidang ekonomi di lembaga itu, ia diminta Departemen Keuangan menjadi staf Direktorat Jenderal Moneter.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Tungki Ariwibowo
Tungki Ariwibowo (lahir di Malang, Jawa Timur, 13 Desember 1936 – meninggal di Singapura, 3 Maret 2002 pada umur 65 tahun) adalah mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada periode 1993 - 1998.
Pendidikan
SD di Yogyakarta
SMP di Pasuruan, Jawa Timur
Navascotia Technical College, Hallifax, Nova Scotia, Kanada.
Karier
Pegawai Departemen Perindustrian (1960-1962)
Kepala Proyek Alumunium Asahan, Departemen Perindustrian (1962-1964)
Kepala Proyek Pabrik Baja Trikora, Cilegon (1964-1967)
Staf Departemen Perindustrian (1967-1972)
Direktur Direktorat Jenderal Logam dan Mesin, Departemen Perindustrian (1972-1975)
Ketua Tim Koordinator Kawasan Industri dan Wakil Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam.
Wakil Ketua Tim Koordinasi Pembangunan Propinsi Riau
Wakil Ketua Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia
Presiden Direktur PT Krakatau Steel (1975)
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Saleh Afiff
Prof. Dr. Saleh Afiff (lahir di Cirebon, Jawa Barat, 31 Oktober 1930 – meninggal di Jakarta, 28 Juni 2005 pada umur 74 tahun) adalah Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).
Afiff merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1959. Dia juga pernah menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara merangkap wakil ketua Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional pada Kabinet Pembangunan V. Lulusan Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat pada tahun 1967 ini terakhir menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Afiff meninggalkan seorang istri, tiga orang anak dan cucu.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Ali Alatas
Dr. H.C. Ali Alatas, S.H. (lahir di Batavia (sekarang Jakarta), 4 November 1932 – meninggal di Singapura, 11 Desember 2008 pada umur 76 tahun) adalah seorang diplomat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (1988-1998, dua kali masa jabatan penuh). Hingga wafatnya, ia menjabat sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Myanmar, Utusan Khusus Presiden RI untuk masalah Timur Tengah, dan Ketua Dewan Pertimbangan Kepresidenan.
Karier
Pendidikan dasar kediplomatan diperoleh di Akademi Dinas Luar Negeri Jakarta (lulus 1954) dan di Fakultas Hukum UI (lulus 1956). Karier sebagai diplomat dijalaninya di berbagai perwakilan Indonesia, seperti Thailand, Amerika Serikat, dan PBB. Di awal kariernya ia juga membantu kegiatan jurnalistik dengan bekerja sebagai korektor.
Kariernya mulai berkembang sewaktu menjabat sebagai staf perwakilan Indonesia di PBB. Di sana ia aktif dalam menggalang suara G77, kelompok negara-negara berkembang di lembaga dunia tersebut.
Namanya mulai dikenal luas di fora internasional setelah ia aktif sebagai fasilitator perundingan perdamaian terhadap pihak-pihak yang bertikai di Kamboja, melalui pertemuan-pertemuan informal yng dikenal sebagai Jakarta Informal Meeting (JIM) hingga beberapa kali. Kegiatan diplomatis ini berakhir dengan sukses setelah ia menjadi Ketua Bersama dalam Konferensi Paris untuk Perdamaian Kamboja. Sumbangsih lain yang tidak terlalu diamati luas oleh pers tetapi signifikan adalah sebagai fasilitator dan penghubung dalam perundingan pemerintah Filipina dengan MNLF yang berakhir dengan perdamaian pada tahun 1996. Ali Alatas adalah orang terdepan dalam kepemimpinan Indonesia untuk Gerakan Non-Blok (NAM) pada tahun 1992-1995. Lewat usahanyalah Indonesia dapat ikut melobi G7, kelompok negara-negara industri terkemuka, untuk mau menghapus hutang beberapa negara berkembang dan bekerja sama dengan mempertimbangkan kesetaraan. Namun demikian, sebagai diplomat ia harus menghadapi ujian berat membela kebijakan yang ditempuh Indonesia terhadap permasalahan Timor Timur.
Pada 2003, Alatas diangkat sebagai utusan khusus Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia berkunjung selama tiga hari ke Myanmar pada 18 Agustus 2005 untuk mendesak pembebasan Aung San Suu Kyi. Ia merupakan utusan khusus pertama yang diijinkan berkunjung ke negara itu sejak 2004. Sumbangsihnya yang terakhir bagi Asia Tenggara adalah dalam merumuskan Piagam ASEAN (ASEAN Charter) yang berlaku mulai Januari 2009. Ia adalah anggota dari dewan perumus dokumen tersebut.
Penghargaan yang diterimanya, di antaranya, adalah Bintang Mahaputera Utama dan beberapa penghargaan dari luar negeri dan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Diponegoro pada tahun 1996.
Kehidupan pribadi
Alex, begitu ia akrab dipanggil, menikah dengan Junisa dan pasangan ini dikaruniai tiga orang anak. Sebagai diplomat, ia dikenal akrab kepada semua kalangan, baik pejabat maupun petugas keamanan. Ia dilaporkan biasa mengobrol dengan petugas keamanan di PBB sewaktu merokok di luar gedung.
Ia wafat di RS Mt. Elizabeth di Singapura pada tanggal 11 Desember 2008 pukul 07.30 waktu setempat setelah mendapat serangan jantung pada tanggal 20 November 2008. Ia dibawa ke Singapura setelah beberapa hari dirawat di Jakarta. Jenazahnya dimakamkan keesokan harinya di TMP Kalibata dengan upacara militer dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Azwar Anas
Azwar Anas (lahir di Padang, Sumatera Barat, 2 Agustus 1931; umur 80 tahun) adalah mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998). Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Perhubungan Indonesia pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Sebelumnya dia menjabat sebagai Gubernur Sumatera Barat selama dua periode (1977-1987).
Pendidikan
SD di Padang, 1944
SMP di Bukittinggi, 1948
SMA di Padang, 1951
Teknik Kimia ITB Bandung, 1959
Kursus Manajemen di Universitas Syracuse, AS, 1959
Karier
Pegawai Balai Penyelidikan Kimia, Bogor, 1951-1952
Asisten Prof Dr Dupont di Fakultas Pertanian Bogor, 1954
Asisten Dosen Luar Biasa ITB, 1958-1959
Dosen Luar Biasa ITB, 1959-1960
Kepala Dinas A Pindad, 1960-1961
Kepala Pusat Laboratoria Pindad, 1961-1964
Kepala Pusat Karya Pindad, 1965-1968
Dirut PT Purna Sadhana Pindad, 1968-1970
Dirut PT Semen Padang, 1970-1977
Dirut PT Semen Baturaja, 1973-1977
Anggota MPR Utusan Daerah, 1972-1977
Gubernur Sumatera Barat, 1977-1987
Menteri Perhubungan Kabinet Pembangunan V, 1988-1993
Menko Kesra Kabinet Pembangunan VI, 1993-1998
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Soegiharto
Soegiharto (lahir di Medan, 29 April 1955; umur 56 tahun) adalah mantan Menteri Negara BUMN di Kabinet Indonesia Bersatu. Ia menjabat dari Oktober 2004 hingga Mei 2007 sebelum digantikan Sofyan Djalil dalam perombakan kabinet yang dilaksanakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dari pernikahannya dengan Tati Suhartini, ia memperoleh lima orang anak.
Pendidikan
BSc, Universitas Jayabaya
Drs (ekonomi), Universitas Indonesia
MBA, Sekolah Manajemen di Amsterdam, Belanda
Pengalaman Kerja
1982–1991 Staf senior Indonesia, Bank Trust Company and Chemical
1991–? Direktur Keuangan MedcoEnergi
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Soesilo Soedarman
Soesilo Soedarman, Jendral TNI (Kehormatan) (lahir di Maos, Cilacap, Jawa Tengah, 10 November 1928 – meninggal di Jakarta, 18 Desember 1997 pada umur 69 tahun) adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Soesilo Soedarman juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC dari 18 Februari 1986 hingga 11 April 1988.
Museum Soesilo Soedarman
Museum Soesilo Soedarman terletak di desa Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Radinal Mochtar
Radinal Mochtar (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 20 September 1930 – meninggal di Jakarta, 26 Juli 2000 pada umur 69 tahun) adalah Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Pembangunan V dan Kabinet Pembangunan VI pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Haryati Soebadio
Haryati Soebadio (lahir di Jakarta, 24 Juni 1928 – meninggal di Jakarta, 30 April 2007 pada umur 78 tahun) adalah Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan V pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Selain itu, alumni Fakultas Sastra Universitas Indonesia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra dan Dirjen Kebudayaan P&K.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Wardojo
Wardojo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Agustus 1933 – meninggal di Jakarta, 27 Juli 2008 pada umur 74 tahun) adalah Menteri Pertanian Indonesia pada Kabinet Pembangunan V pada tahun 1988 hingga tahun 1993 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai sebagai Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Tanaman Keras pada Kabinet Pembangunan IV tahun 1983 hingga tahun 1988. Wardojo yang menerima bintang Mahaputra Utama dan Adipradana ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Biografi Rudini
Rudini (lahir di Malang, Jawa Timur, 15 Desember 1929 – meninggal di Jakarta, 21 Januari 2006 pada umur 76 tahun) adalah seorang jenderal berbintang empat dan politikus Indonesia. Ia adalah Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Pembangunan V (1988-1993).
Pendidikan
Lahir dari pasangan pasangan R. Ismangun Puspohandoyo dan Kusbandiyah, ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di Malang. Ia kemudian mengikuti Akademi Militer di Breda, Belanda selama lima tahun (1951-1955). Sekembalinya ke Indonesia, ia dilantik menjadi perwira remaja dengan pangkat Letnan II. Pendidikan berikutnya yang ia tempuh adalah: Suski, Bandung (1961), Para, Bandung (1964), Jump Master, Bandung (1966), Suspala Bandung (1967), Seskoad Bandung (1970), International Defence Management Course, AS (1973), Lemhanas, Jakarta (1977).
Karier
Rudini pernah menjabat sebagai Panglima Kodam XIII/Merdeka (1978), Panglima Kostrad (1981) dan Kepala Staf Angkatan Darat (1983-1986). Ia adalah seorang pejabat Orde Baru yang berkiprah dalam era Reformasi. Ia terbebas dari penghujatan yang menerpa pejabat-pejabat Orde Baru pada awal bergulirnya Reformasi dan bahkan dipercaya sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) (1999-2001) yang bertugas sebagai penyelenggara Pemilu pada 7 Juni 1999. Ia kemudian memimpin 52 anggota KPU yang bertanggung jawab menyelenggarakan pemilihan umum dengan kontestan multipartai (48 partai politik dengan beragam asas dan kepentingan) pertama setelah 44 tahun. Rudini juga adalah anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Meninggal dunia
Ia meninggal dunia pada 21 Januari 2006 karena serangan jantung dalam usia 77 tahun, meninggalkan dua orang istri dan lima orang anak.
Riwayat pekerjaan
1956 - Dan Ton Ki Yon 518/Brawijaya
1959 - Pelatih Taruna AMN
1967 - Dan Yon 401/Banteng Raiders ( sekarang Yonif 400/Raiders )
1972 - Dan Brigif 18/Linud
1975 - Panglima Komando Tempur Lintas Udara
1977 - Kepala Staf Kostrad
1978 - Panglima Kodam XIII/Merdeka
1981 - Panglima Kostrad
1983-1986 - Kepala Staf Angkatan Darat
1988-1993 - Menteri Dalam Negeri
1999-2001 - Ketua Komisi Pemilihan Umum
Penghargaan
Bintang Mahaputra
Satya Lencana Operasi Militer V
Bintang Lencana Santi Dharma
Bintang Lencana Seroja
Bintang Lencana Unicef
Bintang Lencana Kesetiaan 8 Tahun
Bintang Lencana Kesetiaan 16 tahun
Bintang Lencana Kesetiaan 24 tahun
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Kabinet Pembangunan V [1988-1993]
Kabinet Pembangunan V adalah kabinet pemerintahan Presiden Indonesia, Soeharto pada tahun 1988-1993.
Susunan Kabinet Pembangunan V adalah sebagai berikut:
Menteri departemen
1 Menteri Dalam Negeri Rudini
2 Menteri Luar Negeri Ali Alatas
3 Menteri Pertahanan Keamanan L. B. Moerdani
4 Menteri Kehakiman Ismail Saleh
5 Menteri Penerangan Harmoko
6 Menteri Keuangan J. B. Sumarlin
7 Menteri Perdagangan Arifin Siregar
8 Menteri Perindustrian Hartarto Sastrosoenarto
9 Menteri Pertanian Wardojo
10 Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita
11 Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap
12 Menteri Pekerjaan Umum Radinal Mochtar
13 Menteri Perhubungan Azwar Anas
14 Menteri Koperasi Bustanil Arifin
15 Menteri Tenaga Kerja Cosmas Batubara
16 Menteri Transmigrasi Soegiarto
17 Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Soesilo Soedarman
18 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan
19 Menteri Kesehatan Adhyatma
20 Menteri Agama Munawir Sjadzali
21 Menteri Sosial Haryati Soebadio
Menteri koordinator
22 Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Sudomo
23 Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri dan Pengawasan Pembangunan Radius Prawiro
24 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Soepardjo Rustam
Menteri negara
25 Menteri Negara/Sekretaris Negara Moerdiono
26 Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Saleh Afiff
27 Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT Baharuddin Jusuf Habibie
28 Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Emil Salim
29 Menteri Negara Perumahan Rakyat Siswono Yudo Husodo
30 Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Akbar Tanjung
31 Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Sarwono Kusumaatmadja
32 Menteri Negara Urusan Peranan Wanita A. Sulasikin Murpratomo
Menteri muda
33 Menteri Muda/Sekretaris Kabinet Saadillah Mursjid
34 Menteri Muda Keuangan Nasrudin Sumintapura
35 Menteri Muda Perdagangan Soedradjad Djiwandono
36 Menteri Muda Perindustrian Tungki Ariwibowo
37 Menteri Muda Pertanian Sjarifuddin Baharsjah
38 Menteri Muda Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Ketua Bappenas B. S. Muljana
Pejabat setingkat menteri
40 Panglima ABRI Try Sutrisno
41 Jaksa Agung Sukarton Marmosujono (sampai dengan 1990), Singgih (sejak 1990)
42 Gubernur Bank Indonesia Adrianus Mooy
Catatan:
Jaksa Agung Sukarton Marmosujono meninggal dunia dan digantikan oleh Singgih.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com